Rabu, 09 Desember 2009

UFORIA WISUDA DAN JUDUL SKRIPSI

Sudah menjadi Tradisi masyarakat UNS bila hari yang paling bersejarah bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya di kampus jatuh pada hari Kamis.ya hari Kamis. setelah UNS membuat kebijakan kuliah yang dahulunya sampai hari Sabtu,Kini telah berubah sampai hari Jum'at. entah atas tendensi apa akhirnya di ubah. beberapa mahasiwa mengatakan bahwa dengan diliburkannya hari Sabtu dan memadatkan aktivitas kuliah di hari- hari lainnya, praktis mahasiswa akan sangat disibukkan dengan aktivitas kuliah, mulai mengerjakan tugas,sistem kuliah yang mengharapakan mahasiswa selalu harus masuk,dll. hal ini yang membuat beberapa mahasiwa khawatir kalau banyak mahasiwa yang akan ikut organisasi.
pendapat beberapa mahasiswa malah sebaliknya, merasa senang menyambut kebijakan ini, disamping hari kuliah semakin sedikit, tugas- tugas bisa diselesaikan di hari sabtu- minggu, serta masa libur yang bertambah panjang. entahlah semoga masing- masing mahasiswa bisa menyikapi "masalah" ini.
Balik ke topik, so jadinya hari skripsi diganti hari Kamis. nah, karena tradisi UNS juga kalau skripsi dilakukan minimal 3 kali dalam setahun khusus buat mahasiswa SI, makanya mahasiswa tinggal milih mau wisuda kapan.
Tidak seperti biasanya, wisuda akhir tahun ini memberi kenangan tersendiri buat mahasiswa Psikologi, entah karena banyaknya mahasiswa yang wisuda, entah karena masa-masa itu telah dekat. setiap mahasiswa tersibukkan dengan dunianya masing-masing.
bagi kita- kita yang sudah memasuki semester 7 masa- masa wisuda adalah momok yang sangat menakutkan. Mengapa demikian? Karena di masa- masa inilah jenjang studi yang dialami telah mendekati Masa pengambilan Skripsi, bahkan ada beberapa mahasiswa yang telah mengambilnya, disisi lain kita telah melewati persiapan- persiapan dalam tahap ini, baik secara teori (hampir semua yang berkaitan dengan Psikologi) maupun secara metodologi(kualitatif, kuantitatif, Statistik, Konstruksi Tes dan Skala Psikologi,dll), dan jelas kita telah merasakan betapa berat itu semua. Uforia wisuda ini telah melengkapi kegelisahan kita. Dimana dilain hal kita akan merasakan betapa “nikmat”nya proses Skripsi, dilain pihak kita dipertontonkan dengan “kebahagian” Wisuda. Orang tua datang dan memberi semangat, didandani (walaupun yang ini tak harus dilakukan)... hal ini memberikan ketegangan.
Nah hubungannya sama aku apa?? Pasti ini yang udah di harap- harap dari tadi. Hubungannya sama aku. Pertama, Alhamdulillah sekarang udah hampir melewati Semester 7 (mau ke semester 8) bayangkan disaat teman-teman udah pada ngambil aku masih “menikmati” kuliah bareng adek- adek, he. Kedua, siapa seh yang gak pengen cepat lulus,, hehe..

oops, ternyata dosen udah masuk, padahal masih harus mengupas Judul skripsi neh,,,

(bersambung)

Senin, 07 Desember 2009

Anything I'm Not

I will never be, I will never be tall, no
And I will never be, never ever be sure of it all
Oh, why is the world so cruel to me
When all, all I ever want to be is anything I'm not

Gimme a break, a little escape
I am so tired of being me
I wanna be free, I wanna be new and different
Anything I'm not
I'm not

I will never be, I will never be you, no
I will always be, I will always be me, that I know
But oh, even though I'm happy being me
I want to get away from all this harsh reality, oh

Gimme a break, a little escape
I am so tired of being me
I wanna be free, I wanna be new and different
Anything I'm not

Yeah, gimme a break, a little escape
I am so tired of being me
I wanna be free, I wanna be new and different
Anything I'm not
Anything I'm not
Oh, anything I'm not

Gimme a break, a little escape
I am so tired of being me
I wanna be free, I wanna be new and different
Anything I'm not

Yeah, gimme a break, a little escape
I am so tired of being me
I wanna be free, I wanna be new and different
Anything I'm not
Anything I'm not
Anything I'm not
Anything I'm not
Anything I'm not

hehe kadang- kadang ini sangat membuatku terharu.

Minggu, 06 Desember 2009

Kisah yang mengharukan

Entah apa yang membuatku bersemangat untuk menulis kisah ini. Sebuah cerita yang sangat indah, memukau dan patut menjadi pegangan.
Walaupun orang-orang liberal mengatakan kisah ini hanyalah budaya masa lalu, namun bagiku penuh dengan makna. Tak perlu berlama-lama.

“ Dalam sebuah peperangan yang dilakukan umat muslim, tertinggallah 3 orang sahabat Nabi dalam peperangan tersebut. Mereka termasuk golongan assabiqunal Awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Bukan karena syak atau ragu (keimanannya), mereka telah melewati ujian dengan baik di dalam islam. Menyingkir dalam peperangan bukanlah watak mereka, bahkan 2 diantaranya pernah ikut perang Badar,yaitu sebuah pertempuran sengit yang menjadi penentu nasib islam dan dakwahnya, serta nasib manusia secara maknawi. Sebuah peristiwa di mana Rosululloh berlinang air mata memohon dalam doanya kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan merendahkan diri kepada Allah,hingga terucaplah dari lisan beliau:” Ya Allah jika golongan ini binasa, maka Engkau tidak akan disembah lagi dimuka bumi, Ya allah laksanakanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah kami memohon pertolongan-Mu”. Perang yang maha dasyat.
Ketidaksiapan dan menunda-nunda suatu urusan membuat mereka tertinggal dalam peperangan. Allah telah menguji iman mereka bertiga: seberapa besar kecintaan mereka kepada Rosul, kesetiaan mereka kepada Islam, ketetapan hati mereka dalam keadaan senang maupun sengsara. Mereka diuji dengan ujian yang sedikit dibicarakan dalam sejarah manusia, yang ditegakkan atas sendi-sendi iman, aqidah, cinta, dan kasih sayang.
Mereka membenarkan Rosul disaat orang-orang mendustakan, munafik dan berlepas diri. Mereka membela islam dan Rosulnya. Namun entah mengapa mereka lalai dan tertinggla dalam perang tersebut????
Hingga hukuman ditimpakan kepada mereka, Rosululloh melarang seluruh kaum muslimin yang ikut berperang untuk berbicara kepada mereka, semua orang muslim yang mendengar dan TAAT, orang-orang muslim menjauhi dan mwngucilkan mereka. Bumi terasa terbalik bagi mereka, seperti tidak ada yang mereka kenal. Hal ini mereka lalui selama lima puluh malam. Dua diantaranya tak kuat menahannya, dan tersedu-sedu dirumah mereka masing-masing. Satu diantaranya masih bisa bepergian, namun sedih tergambar saat saudaranya sendiri mengacukannya. Tak henti disitu, istri-istri yang selama ini menemani pun tak boleh bercengkrama dengan mereka, sungguh tersiksa dan sedih terasa bagi mereka.
Inilah saat-saat yang mengagumkan.....
Disaat masa yang sulit mereka lalui, datanglah surat dari seorang raja Ghassan berkhutbah menyatakan simpati dan menawarkan posisi penting bagi mereka. Namun sungguh mulia akhlak mereka, disaat kondisi menjepit, sanak saudara tak ada yang peduli, istri-istri tak boleh melayani dan seorang raja menawarkan semuanya. Disaat itulah tergambar akhlak mereka, dengan tegas dan tersulutnya ghirah-nya, mereka murka terhadap raja. Sungguh sahdunya, karena bukan itu yang mereka inginkan disini, bukan harta, jabatan, ataupun kekuasaan.
Hukuman bukan membuat mereka lari dan berkhianat, bukan membuat mereka menyerah dan pasrah, namun membuat mereka teguh dan sabar menerima ujiannya, mereka tunjukkan sebagai seorang ksatria di antara musuh2 mereka, karena mereka sadar bahwa kebahagiaan kelak jauh lebih baik dari bahagia yang fana. Mereka adalah Ka’ab Bin Malik, Murarah Bin Rabi’, dan Hilal Bin Umayah.

Rabu, 02 Desember 2009

LELAKI SEJATI

terilhami dari buku Ketika Cinta Berbuah Surga

Kisah ini terjadi pada masa khalifah Umar bin khattab, ada seseorang pemuda kaya, hendak pergi ke mekkah untuk melaksanakan ibadah umrah. Dia memPersiapkan segala perbekalannya, termasuk unta yang akan digunakan sebagai kendaraannya. Setelah semua dirasakan siap, diapun memulai perjalannya.
Ditengah perjalanan, pemuda tersebut menemukan sebuah tempat yang ditumbuhi rumput hijau dan segar, dia berhenti di tempat itu untuk beristirahat sebentar, pemuda itu duduk di bawah pohon. Akhirnya, Dia terlelap dalam tidurnya yang nyenyak
Saat tidur, untanya lepas dan berjalan menginjak dan menerjang semua yang ada di sekitarnya. Unta tersebut merusak okum dan tanaman di sekitar tempat tersebut. Hingga tanamannya rusak. Penjaga kebun tersebut adalah seorang kakek, kakek tersebut berusaha mengusir unta itu. Namun karena tubuhnya yang sudah renta dia tidak sanggup untuk mengusir unta tersebut, karena takut unta tersebut akan merusak lebih paraha lagi, kakek tersebut membunuh unta tersebut.
Setelah tertidur pulas pemuda itu bangun dan kemudian mencari untanya. Lalu pemuda tersebut menemukan untanya sudah dalam keadaan terbujur kaki dan di dekatnya berdiri seorang kakek . Lalu pemuda tersebut meminta kakek itu untuk menjelaskan duduk perkaranya. Kakek tersebut menceritakan apa yang telah terjadi, mendengar cerita kakek tersebut pemuda itu marah dan dengan penuh emosi Pemuda tersebut memukul kakek, dan naasnya kakek tersebut langsung meninggal ditempat. Melihat peristiwa tersebut pemuda itu menyesal dan berniat kabur. Ketika hendak kabur datanglah 2 orang pemuda yang tak lain adalah anak kakek tersebut. Melihat sang ayah telah terbunuh, maka 2 anak tersebut membawa pemuda tersebut untuk Dihadapkan pada amirul mukminin untuk diberi hukuman qishash.
Umar berkata” aku tidak punya pilihan lain kecuali melaksanakan okum allah, mendengar apa yang telah dikatakan oleh amirul mukminin tersebut lalu Pemuda tersebut meminta izin 2 hari untuk pulang okum g. Agar dapat memberitahukan kepada sanak keluarga dan dapat membayar hutang-hutangnya..
Umar berkata hadirkan padaku orang yang menjamin, bahwa bila kau tak kembali maka orang tersebut yang akan mendapat okum qishash.
Pemuda tersebut menjawab, Aku orang asing di sini, jadi tidak ada seorangpun yag aku kenali. Orang-orang di sana saling melihat, Lalu abu Dzar mengangkat tangannya seraya berkata, “aku berikan kepada mu bila pemuda ini tidak hadir”.
Umar terkejut, Umar berkata, “ Wahai Abi Dzar, mengapa engkau mau menjamin seorang pemuda yang tidak engkau kenal sebelumnya?. Abu Dzar tetap kukuh pada pendiriannya. 2 hari kemudian dengan terengah-engah anak tersebut kembali datang kepengadilan, dimana yang telah dijanjikan sebelumnya. Semua orang terkejut, tak terkecuali Umar.
Umar berkata,” wahai anak muda, mengapa kau kembali padahal kau bisa saja kabur dan menyelamatkan diri dari maut?
Pemuda tersebut menjawab” aku datang agar jangan sampai orang-orang berkata tidak ada lagi yang menepati janji dikalangan umat Islam. Dan agar orang2 tidak mengatakan tidak ada lelaki sejati kesatria yang berani mempertanggungjawabkan perbuatannya dikalangan umat Muhammad SAW”.
Abu dzar berkata” aku lakukan ini agar orang-orang tidak mengatakan bahwa tidak ada lagi lelaki jantan yang bersedia berkorban u/ saudara seiman dalam umat Muhammad”.
Lalu anak kakek tersebut berkata,” Kini gilaran kami ya amirulmukminim kami memaafkan dan kami tidak meminta apapun darinya. Agar tidak ada lagi mengatakan bahwa tidak ada lagi orang yang berjiwa besar, yang mampu memaafkan saudaranya di kalangan umat Muhammad SAW”.
*....................................................*
Subhanallah.. subhanallah.. subhanallah..
Rosululloh telah melahirkan karakter-karakter yang hebat, yang teguh memegang syariat, kuat keimanannya. Ukhuwah yang sangat indah, tak harus mengenal sebelumnya, tak harus memahaminya, tak harus melihat nasab/garis keturunannya. Yang dilihat hanyalah akidahnya, keimanan yang sama. Rela mengorbankan jiwa untuk kesalahan saudaranya, hingga ucapan maaf menyempurnakan keindahannya. Masalah selesai, tanpa dendam, tanpa pertumpahan darah. Tanpa meninggalkan kekacauan. Semoga Surga menjadi balasannya.

Tapi yang terjadi dengan umat Muhammad saat ini, sangat jauh berbeda. Hidup mewah bukanlah hal yang biasa, masalah kecil berakibat fatal, dua negara Islam saling berperang, bahkan dua negara Islam di Asia terancam Berperang. Hingga bencana yang sering datang. Mungkinkah kita termasuk Umat yang di Khawatirkan Rosululloh??

Saudaraku, dulu tentara Yahudi takut dengan tentara Islam, hanya karena tentara Islam saling bantu mencarikan kaleng minum salah satu saudaranya yang hilang, mereka (tentara Yahudi) menganggap bahwa ukhuwah yang dibangun tentara Islam sangat kuat, hingga akhirnya mereka lari kalang kabut meninggalkan medan perang. Sekarang tentara dan kaum yahudi begitu senang, tertawa dengan lebar telah melihat perpecahan dalam Islam.
Tidak kah kita melihat telah banyak kisah yang menjadikan pembelajaran? Tidakkah kita melihat telah banyak negara-negara Islam yang tenggelam? Mungkinkah keretakan Indonesia dan Malaysia merupakan kisah yang kesekian? Mungkinkah bencana yang melanda adalah peringatan yang kesekian untuk kita???
Mari kita renungkan bersama.